WEDANG WAYANG
Nikmatnya Khasiat Wedang WayangMINUMAN ini tidak hanya diseduh menggunakan air panas. Rasa hangat dari aneka rempah alami, juga akan menjalar ke seluruh tubuh begitu kita menyesapnya perlahan. Aneka rempah alami yang digunakan sebagai campuran wedhang wayang terdiri dari jahe, kunyit, dan rempah khusus yang sengaja didatangkan dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Buat menambah rasa gurih minuman yang ditawarkan Rp 5.000 per cangkir ini, digunakan pula krimer dan gula merah. Sebagian orang meyakini, minuman yang ditawarkan Nasi Jambronk & Nasi Bumbung di Jalan Gatot Subroto No. 46A, Kota Bandung ini, bisa mencegah dan mengatasi masuk angin bila diminum teratur minimal seminggu sekali. (rry) http://jabar.tribunnews.com/read/artikel/39123/nikmatnya-khasiat-wedhang-wayang |
Minuman wedang wayang merupakan hasil racikan jahe, kunyit, temu lawak, dan gula merah. Rasanya segar dan manis. Kalau tidak suka manis, minta saja takaran gula merahnya dikurangi. |
Peluang Bisnis Wedang Wayang yang bikin “greng” Semakin banyak pebisnis yang memanfaatkan momentum “franchise booming” untuk mengembangkan bisnisnnya. Wedang Wayang yang menjual minuman tradisionalpun mencoba keberuntungan dengan menjual lisensinya. Buat yang berminat, tetaplah berhati-hati sebelum memutuskan untuk menjadi mitranya. Bentuknya memang hanya berupa minuman tradisional yang terbuat dari bahan dasar kunyit dan temulawak. Tapi siapa sangka jika minuman tradisional yang dikemas dalam botol dengan merek Wedang Wayang ini, sudah semakin “greng” dan siap pula diwararalabakan. Oktin L Siana, produsen minuman yang berasal dari kota Semarang tersebut memang tidak mengira bila bisnis yang semula sebagai usaha sampingan tersebut akan berkembang pesat. Selama ini, perempuan kelahiran tahun 1965 tersebut memang dikenal sebagai pengusaha salon kecantikan di kawasan Tanah Mas, Semarang. Disela-sela kesibukannya mengelola salon tersebut, ia mencoba meracik minuman tradional yang benar-benar memiliki khasiat untuk kesehatan. Oktin memang memilih bahan dasar kunyit dan temulawak, karena kedua tanaman jenis umbi-umbian ini dari hasil penelitian para pakar mengandung curcumin yang terbukti sangat baik untuk kesehatan manusia. Tak mengherankan, jika di kalangan masyarakat umumnya, kedua jenis tanaman obat ini memang sudah cukup populer untuk bahan jamu. Bahkan dalam industri jamu, keduanya menjadi bahan baku utama. Yang menarik, selama ini jamu dengan bahan dasar kunyit dan temulawak selalu diidentikkan dengan minuman dengan rasa pahit dan agak pengar (bau) . Namun ditangan perempuan yang satu ini, minuman tersebut menjadi nikmat dan penuh aroma. Untuk sampai pada tahap ini Oktin telah menemukan resep khusus untuk menghilangkan kedua rasa yang tidak banyak disukai orang tersebut. “Meski bahannya dari kunyit dan temulawak, saya jamin tidak akan ada lagi rasa pahitnya,” kata pemilik Salon Oktina ini. Bagi Oktin, membuat minuman memang bukan barang yang asing lagi. Ketika masih kecil, ia sudah membantu kedua orangtuanya yang menggeluti bisnis makanan dan minuman tradisional di Semarang. Maklum ia memang berasal dari keluarga yang memang telah lama menggeluti produk makanan dan minuman tradisional. Bisnis makanan tradisional kedua orangtuanya tersebut sempat berjaya dan melahirkan beberapa merk yang populer di sekitar Semarang di tahun 1970-an. Namun bisnis ini bangkrut setelah sang bapak dipanggil Sang Khalik. “Sayangnya memang tidak ada yang tertarik untuk melanjutkan,” katanya. Agaknya hanya Oktin saja yang tertarik mengikuti jejak sang bapak. Sejak tahun 1995-an, ia iseng-iseng membuat minuman tersebut. Pada awalnya, ia hanya menjual untuk kalangan terbatas khususnya untuk tamu yang biasa berkunjung salon kecantikan yang dikelolanya. Namun dalam perkembanganya ternyata banyak pengunjung salon yang merasa cocok dan menjadi pelanggan tetap bahkan juga membeli untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Dari situlah, ia terus menambah produksi dan mencari karyawan tetap untuk memproduksi secara khusus. Menurutnya, ia hanya menggunakan bahan yang benar-benar alami. Selain kunyit dan temu lawak ia menggunakan gula semut kualitas super dan ditambah dengan kremer. Selain itu, juga ada tambahan lain untuk menghilangkan rasa pahit, namun ia merahasiakannya. Oktin juga menjamin produknya tidak menggunakan bahan pengawet, karena itulah, paling lama hanya bisa bertahan empat hari. Itupun dengan perlakuan khusus. Rasanya yang enak menyegarkan, menjadi alasan utama kenapa banyak konsumen yang merasa cocok dengan produk minumannya. Setelah banyak konsumen yang merasa cocok, Oktin kemudian membuat kemasan khusus botol dan diberi label Wedang Wayang. Dengan pemberian label ini, ternyata semakin banyak konsumen yang merasa yakin karena produsennya jelas tertera di kemasannya. Bahkan menurut Oktina, produknya sudah menjadi minuman khas di beberapa hotel di Jateng dan DIY. Untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya, ia juga membuat badan usaha dengan dengan nama CV. Duta Kencana untuk mengelola industri minuman tradisional tersebut. Oktin semakin kewalahan menerima order setelah ia membuat kemasan produknya dengan brand Wedang Wayang. Bahkan permintaan mulai berdatangan dari luar kota Semarang. “Mereka umumnya tahu hanya dari getok tular alias dari mulut ke mulut saja,” tandasnya. Menurut Oktin, sebenarnya pasar untuk produknya masih terbuka lebar. Hanya saja yang menjadi kendala adalah masa kadaluwarsa yang sangat pendek karena ia tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali. Karena itulah, ia mencoba memasarkan produknya dengan sistem kemitraan yang dikenal dengan waralaba. Katanya, hanya dengan model ini ia bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Apalagi, selama ini produknya cocok dikonsumsi di daerah mana saja baik diminum dalam keadaan panas maupun dingin. Oktin memberi kesempatan kepada siapa saja yang memiliki modal untuk mengembangkan bisnis Wedang Wayang tersebut. Besarnya modal bisa disesuaikan dengan target yang ingin diraih. Bila ingin menguasai wilayah propinsi bisa menjadi master franchise yang diwajibkan untuk membayar franchise fee antara Rp 50-100 juta. Sementara untuk menjadi franchisee utama yang menguasai wilayah kabupaten atau kota madia membayar antara Rp 15-20 juta. Nah yang murah bila ingin membuka outlet yang menguasai wilayah kecamatan hanya perlu membayar Rp 5 juta. Yang menarik untuk master franchise tidak ada batasan waktu kerja karena berlangsung selama-lamanya tanpa batas waktu. Sedangkan untuk franchise utama batas waktunya 15 tahun. Dan untuk pemilik outlet selama lima tahun. Sementara itu, kepada pembeli franchise, Oktin akan memberikan kebebasan untuk memberikan pelatihan untuk produksi Wedang Wayang dan menggunakan semua logo Wedang Wayang. Selain itu Oktin juga mensuport untuk segala bentuk promosi hingga bisnis tersebut bisa berjalan seperti yang diharapkan. Dijelaskan, keuntungan yang didapat dari membuka outlet Wedang Wayang sangat lumayan. Sebagai gambaran, setiap outlet yang setiap hari minimal bisa menjual 20 liter, rata-rata bisa memperoleh keuntungan bersih per bulan Rp 850 ribu. Bagi yang tertarik memiliki outletnya berikut gambaran ringkas analisis usahanya. ============================================== ANALISIS USAHA Pengeluaran: Franchise fee : Rp 5.000.000,- Peralatan : Rp 1.500.000,- Bahan baku : Rp 1.000.000,- Total : Rp 7.500.000,- Pemasukan Harga perliter Rp 2.500 (Jika mampu menjual 20 liter/hari) : Profit perbulan 25 X Rp 2.500X 20 liter : Rp 1.250.000,- Gaji karyawan : Rp 400.000.- Keuntungan : Rp 850.000,- http://giomustbebetter.blogspot.com/2008/11/peluang-bisnis-wedang-wayang-yang-bikin.html |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar