TIRTA AMERTA 1
Kurma (Hindu)Dalam agama Hindu, Kurma (Sansekerta: कुर्म; Kurma) adalah awatara (penjelmaan) kedua dewa Wisnu yang berwujud kura-kura raksasa. Awatara ini muncul pada masa Satyayuga. Menurut kitab Adiparwa, kura-kura tersebut bernama Akupa. Menurut berbagai kitab Purana, Wisnu mengambil wujud seekor kura-kura (kurma) dan mengapung di lautan susu (Kserasagara atau Kserarnawa). Di dasar laut tersebut konon terdapat harta karun dan tirta amerta yang dapat membuat peminumnya hidup abadi. Para Dewa dan Asura berlomba-lomba mendapatkannya. Untuk mangaduk laut tersebut, mereka membutuhkan alat dan sebuah gunung yang bernama Mandara digunakan untuk mengaduknya. Para Dewa dan para Asura mengikat gunung tersebut dengan naga Wasuki dan memutar gunung tersebut. Kurma menopang dasar gunung tersebut dengan tempurungnya. Dewa Indra memegang puncak gunung tersebut agar tidak terangkat ke atas. Setelah sekian lama tirta amerta berhasil didapat dan Dewa Wisnu mengambil alih. Kurma juga nama dari seorang resi, putra Gretsamada. MitologiKisah tentang Kurma Awatara muncul dari kisah pemutaran Mandaragiri yang terdapat dalam Kitab Adiparwa. Pemutaran MandaragiriDikisahkan pada zaman Satyayuga, para Dewa dan asura (rakshasa) bersidang di puncak gunung Mahameru untuk mencari cara mendapatkan tirta amerta, yaitu air suci yang dapat membuat hidup menjadi abadi. Sang Hyang Nārāyana (Wisnu) bersabda, "Kalau kalian menghendaki tirta amerta tersebut, aduklah lautan Ksera (Kserasagara), sebab dalam lautan tersebut terdapat tirta amerta. Maka dari itu, kerjakanlah!" Setelah mendengar perintah Sang Hyang Nārāyana, berangkatlah para Dewa dan asura pergi ke laut Ksera. Terdapat sebuah gunung bernama Gunung Mandara (Mandaragiri) di Sangka Dwipa (Pulau Sangka), tingginya sebelas ribu yojana. Gunung tersebut dicabut oleh Sang Anantabhoga beserta segala isinya. Setelah mendapat izin dari Dewa Samudera, gunung Mandara dijatuhkan di laut Ksira sebagai tongkat pengaduk lautan tersebut. Seekor kura-kura (kurma) raksasa bernama Akupa yang konon katanya sebagai penjelmaan Wisnu, menjadi dasar pangkal gunung tersebut. Ia disuruh menahan gunung Mandara supaya tidak tenggelam. Naga Basuki dipergunakan sebagai tali, membelit lereng gunung tersebut. Dewa Indra menduduki puncaknya, supaya gunung tersebut tidak melambung ke atas. Setelah siap, para Dewa, rakshasa dan asura mulai memutar gunung Mandara dengan menggunakan Naga Basuki sebagai tali. Para Dewa memegang ekornya sedangkan para asura dan rakshasa memegang kepalanya. Mereka berjuang dengan hebatnya demi mendapatkan tirta amerta sehingga laut bergemuruh. Gunung Mandara menyala, Naga Basuki menyemburkan bisa membuat pihak asura dan rakshasa kepanasan. Lalu Dewa Indra memanggil awan mendung yang kemudian mengguyur para asura dan rakshasa. Lemak segala binatang di gunung Mandara beserta minyak kayu hutannya membuat lautan Ksira mengental, pemutaran Gunung Mandara pun makin diperhebat. Timbulnya racunSaat lautan diaduk, racun mematikan yang disebut Halahala menyebar. Racun tersebut dapat membunuh segala makhluk hidup. Dewa Siwa kemudian meminum racun tersebut maka lehernya menjadi biru dan disebut Nilakantha (Sanskerta: Nila: biru, Kantha: tenggorokan). Setelah itu, berbagai dewa-dewi, binatang, dan harta karun muncul, yaitu:
Akhirnya keluarlah Dhanwantari membawa kendi berisi tirta amerta. Karena para Dewa sudah banyak mendapat bagian sementara para asura dan rakshasa tidak mendapat bagian sedikit pun, maka para asura dan rakshasa ingin agar tirta amerta menjadi milik mereka. Akhirnya tirta amerta berada di pihak para asura dan rakshasa dan Gunung Mandara dikembalikan ke tempat asalnya, Sangka Dwipa. Perebutan tirta amertaMelihat tirta amerta berada di tangan para asura dan rakshasa, Dewa Wisnu memikirkan siasat bagaimana merebutnya kembali. Akhirnya Dewa Wisnu mengubah wujudnya menjadi seorang wanita yang sangat cantik, bernama Mohini. Wanita cantik tersebut menghampiri para asura dan rakshasa. Mereka sangat senang dan terpikat dengan kecantikan wanita jelmaan Wisnu. Karena tidak sadar terhadap tipu daya, mereka menyerahkan tirta amerta kepada Mohini. Setelah mendapatkan tirta, wanita tersebut lari dan mengubah wujudnya kembali menjadi Dewa Wisnu. Melihat hal itu, para asura dan rakshasa menjadi marah. Kemudian terjadilah perang antara para Dewa dengan asura dan rakshasa. Pertempuran terjadi sangat lama dan kedua pihak sama-sama sakti. Agar pertempuran dapat segera diakhiri, Dewa Wisnu memunculkan senjata cakra yang mampu menyambar-nyambar para asura dan rakshasa. Kemudian mereka lari tunggang langgang karena menderita kekalahan. Akhirnya tirta amerta berada di pihak para Dewa. Para Dewa kemudian terbang ke Wisnuloka, kediaman Dewa Wisnu, dan di sana mereka meminum tirta amerta sehingga hidup abadi. Seorang rakshasa yang merupakan anak Sang Wipracitti dengan Sang Singhika mengetahui hal itu, kemudian ia mengubah wujudnya menjadi Dewa dan turut serta meminum tirta amerta. Hal tersebut diketahui oleh Dewa Aditya dan Chandra, yang kemudian melaporkannya kepada Dewa Wisnu. Dewa Wisnu kemudian mengeluarkan senjata chakranya dan memenggal leher sang rakshasa, tepat ketika tirta amerta sudah mencapai tenggorokannya. Badan sang rakshasa mati, namun kepalanya masih hidup karena tirta amerta sudah menyentuh tenggorokannya. Sang rakshasa marah kepada Dewa Aditya dan Chandra, dan bersumpah akan memakan mereka pada pertengahan bulan. Referensi
Pranala luar
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurma_%28Hindu%29 |
Amerta (Bahasa Sansekerta: amṛta; Devanagari: अमृत) dalam mitologi Hindu dan mitologi Buddha, adalah minuman para Dewa yang dihasilkan dari mengaduk-aduk samudra. Ceritanya terdapat dalam kitab Adiparwa. Kata amerta secara harafiah artinya adalah "ke-tidak-mati-an" dan berasal dari akar kata mr yang berarti maut. Dalam mitologi Yunani amerta dikenal sebagai ambrosia. http://id.wikipedia.org/wiki/Amerta |
The Ten Incarnations of Lord Vishnu (Matsya, Kurma, Varaha, Narasimha, Vaman, Parashurama, Rama, Krishna, Balarama and Kalki) First incarnation of Vishnu : Matsya or the Fish incarnation : in this form Vishnu saved the Saint Vaivaswata, the hindu variety of the biblical Noah (or vice versa). Second incarnation of Vishnu : Kurma or the Turtle incarnation : at the Churning of the Ocean, Vishnu as Koorma (or Kurma) offered his back as a pivot on which to rest the Mount Mandara, used as a churning stick by gods and demons. Third incarnation of Vishnu : Varaha or the Boar incarnation of Vishnu : he killed the demon Hiranyaksha, recovered the stolen Veda's and released the Earth from the bottom of the ocean. Fourth incarnation of Vishnu : Narasingha or the Lion incarnation : as a creature who was half-lion and half-man, Vishnu killed the demon Hiranyashasipu, brother of Niranyaksha, who had gained the boon of immunity from attacks by man, beast or god. Fifth incarnation of Vishnu : Vamana or the Dwarf incarnation : he killed the demon Bali, who had gained dominion over the Earth and had chased the gods from the heavens. Sixth incarnation of Vishnu : Parasurama : he killed the King Kartavirya, who had stolen the holy cow Kamadhenu, which could grant all desires. Eigth incarnation of Vishnu : Krishna : he killed Kansa, son of a demon and the tyrannical King of Mathura. Ninth incarnation of Vishnu : Buddha : Vishnu incarnated to remove suffering from the world. More on Buddha can be read on the Buddha page. While some Hindus may oppose to seeing Buddha as a Vishnu incarnation, many other Hindus in fact embrace Buddha as such and worship Buddha both in Buddhist temples as in Hindu temples. Tenth Incarnation of Vishnu : Kalki : still to come at the end of the Kaliyuga or the present age of decline, when Vishnu will appear in person on Earth, seated on a white horse, Kalki, which is his tenth incarnation. http://images.exoticindiaart.com/sculptures/ru72c.jpg http://www.sanatansociety.org/hindu_gods_and_goddesses/vishnu.htm |
Amar | Making a home (Arabic) |
Immortal (Sanskrit) अमर Amara | |
Immortal (Indian) | |
Amara | Unfading; eternal (Greek) |
Bitter; sour (Latin) | |
Paradise (African) | |
Immortal, 33; a tree (Sanskrit) अमर Amara | |
Amaradhipa | Lord of the gods (Sanskrit) |
Amaraja | Of eternal existence (Sanskrit) |
Amaranta | Unfading (Greek) |
Amarante | Unfading (Greek) |
Unfading (French) | |
Amaranth | Immortal; unfading (Greek) |
Amarantha | Unfading (Greek) |
Amaranthe | Unfading (Greek) |
Amarantos | Unfading (Greek) |
Amaraprabhu | Lord of the immortals (Sanskrit) |
Amararaja | King of the gods (Sanskrit) |
Amararatna | Jewel of the gods; crystal (Sanskrit) |
Amarasarit | Eternal stream (Sanskrit) |
Amaravati | Abode of the eternal (Sanskrit) |
Amardeep | Everlasting light; immortal light (Punjabi) |
Amare | Handsome; good looking (African) |
Amaresa | King of the gods (Sanskrit) |
Amari | (American English) |
Amaria | God has said (Hebrew) |
Amariah | God has said (Hebrew) |
Amarilla | Sparkling (Greek) |
Amarion | Populous; flourishing (Arabic) |
(American English) | |
Amaris | God has said (Hebrew) |
Amaro | Strong (Native American) |
Amaron | English |
Amarya | God has said (Hebrew) |
Amarylla | Sparkling (Greek) |
Amaryllis | Sparkling (Greek) |
Amit | Friend; upright (Hebrew) |
Immeasurable, infinite (Sanskrit) अमित Amita | |
Amita | Friend; truth (Hebrew) |
Boundless (Sanskrit) अमिता Amitā | |
Amitabha | Of devined splendour (Sanskrit) |
Amitai | Truth; friend (Hebrew) |
Amital | My people is dew (Hebrew) |
Amitan | Truth; friend (Hebrew) |
Amiti | Without limit; boundless; divine (Sanskrit) |
Amituv | My nation is good (Hebrew) |
Amrit | Immortal; ambrosia; nectar (Sanskrit) अमृत Amr̥ta (Means "immortal" from Sanskrit अ (a) "not" and मृत (mrita) "dead". In Hindu texts it refers to a drink which gives immortality.) |
Amrita | Immortal; ambrosia; nectar (Sanskrit) अमृता Amr̥tā (Means "immortal" from Sanskrit अ (a) "not" and मृत (mrita) "dead". In Hindu texts it refers to a drink which gives immortality.) |
Amritamalini | Eternally fresh garland (Sanskrit) |
Amritesa | Ruler of the immortals (Sanskrit) |
Amrtesa | Ruler of the immortals (Sanskrit) |
Amritpal | Immortal; ambrosia; nectar (Sanskrit) |
Protected by the nectar of god (Indian) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar