GARUDA WAYANG
BURUNG GARUDA Garuda adalah raja burung. Berjamang dan dapat bertutur sebagai manusia. Kalau berperang, ia bisa menyerang dan mematuk musuhnya. Burung ini berjamang dengan garuda membelakang. Bermata telengan. Kendaraan untuk perang ini dapat juga membantu tuannya dalam melawan musuh. Tersebut dalam cerita, burung garuda kendaraan Pabu Bomanarakasura bernama Wilmuka dan berarti burung bermuka raksasa. Pelatuk burung itu bergigi dan kakinya berjalu. |
Silsilah
|
JatayuJatayu (Sanskerta: जटायू,; Jatāyū) adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana, putera dari Sang Aruna dan keponakan dari Sang Garuda. Ia merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana. Ia berusaha melawan tetapi kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa Dewi Sita istrinya, diculik. Tempat dimana Sri Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan "Jatayumangalam", sekarang dikenal sebagai "Chadayamangalam", terletak di Distrik Kollam, Kerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai "JatayuPara", diambil dari nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Jatayu dalam RamayanaPertolongan JatayuKetika Sita menjerit-jerit karena dibawa kabur oleh Rawana, Jatayu yang sedang berada di dahan sebuah pohon mendengarnya. Ia melihat ke atas, dan tampak Rahwana terbang membawa Sita, puteri Prabu Janaka. Jatayu yang bersahabat dengan Raja Dasarata, merasa bertanggung jawab terhadap Sita yang merupakan istri putera sahabatnya, Sri Rama. Dengan jiwa ksatria meluap-luap dan berada di pihak yang benar, Jatayu tidak gentar untuk melawan Rawana. Ia menyerang Rahwana dengan segenap tenaganya. Namun Jatayu sudah renta. Ketika ia sedang berusaha menyelamatkan Sita dari Rahwana, sayapnya ditebas dengan pedang. Jatayu bernasib naas. Tubuhnya terjatuh ke tanah dan darahnya bercucuran. Gugurnya JatayuKetika Sang Rama dan Lakshmana sedang menelusuri hutan untuk mencari Dewi Sita, tampak oleh mereka darah berceceran. Setelah dicari asalnya, mereka menemukan seekor burung tanpa sayap sedang sekarat. Burung tersebut mengaku bernama Jatayu, yang berusaha menolong Dewi Sita karena diculik Rahwana. Namun usahanya tidak berhasil sehingga Dewi Sita dibawa kabur ke Alengka. Melihat keadaan Sang Jatayu yang sekarat, Sang Rama memberi hormat untuk yang terakhir kalinya. Tak lama kemudian Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Setelah Jatayu menghembuskan napas terakhirnya, Sang Rama bersabda:
Setelah bersabda demikian, Sang Rama melakukan upacara pembakaran jenazah sederhana untuk Jatayu. Jenazahnya mendapat percikan tirtha oleh seorang yang "berjiwa suci" karena merupakan seorang titisan Wisnu. Jatayu sebagai lambang
Lihat pulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jatayu |
JatayuJATAYU adalah burung garuda yang dapat berbicara seperti manusia. Garuda Jatayu adalah putra ketiga Resi Briswawa, yang berarti masih keturunan langsung Dewi Brahmanistri, putri Bathara Brahma. Ia mempunyai tiga saudara kandung masing-masing bernama ; Garuda Harna, Garuda Brihawan dan Garuda Sempati.Jatayu bersahabat karib dengan Prabu Dasarata, raja negara Ayodya. Mereka bersahabat sejak kecil, karena kakek Prabu Dasarata, Bathara Kandikota bersahabat karib dengan Resi Briswawa. Ketika Jatayu mendengar jeritan Dewi Sinta yang menyebut-nyebut nama Ramawijaya dan negara Ayodya, tahulah Jatayu bahwa wanita yang dikempit oleh Prabu Dasamuka terbang di atas hutan Dandaka adalah menantu Prabu Dasarata. Dengan mengerahkan seluruh kesaktian dan kemampuannya, Jatayu berusaha merebut Dewi Sinta dari tangan Prabu Dasamuka. Tapi Prabu Dasamuka yang memiliki Aji Rawarontek dan Pancasona tidak terkalahkan. Tubuh Jatayu mengalami luka parah dan kedua sayapnya putus oleh sabetan pedang Prabu Dasamuka. Namun dalam keadaan tak berdaya, disaat menjelang ajal, Jatayu masih sempat bertemu dengan Ramawijaya, dan memberitahukan keberadaan Dewi Sinta yang diculik Prabu Dasamuka, raja negara Alengka. http://waris-design.blogspot.com/2010/08/seri-tokoh-wayang_3400.html |
SempatiDalam mitologi Hindu, Sempati (Sansekerta: सम्पाति, Sampāti) adalah nama burung raksasa, saudara Jatayu, putera Sang Garuda, kakak burung Aruna. Pada masa mudanya, Jatayu dan Sempati berlomba-lomba untuk mencapai matahari. Pada waktu mereka hampir mencapai matahari, Jatayu hampir terbakar hangus. Untuk melindungi Jatayu, Sempati membentangkan sayapnya dari kemarahan matahari. Jatayu selamat namun sayap Sempati terbakar sampai habis. Semenjak kehilangan sayapnya, Sempati selalu diam di tempat yang sama sambil menunggu mangsa, hingga akhirnya Hanoman dan para wanara dari Kerajaan Kiskenda bertemu dengannya. Dengan penglihatannya yang sangat tajam, Sempati menceritakan keadaan Dewi Sita di Alengka. Atas petunjuk Sempati, Hanoman dan para wanara tahu bahwa Sita masih hidup dan ditawan di Kerajaan Alengka. Setelah membantu para wanara, bulu-bulu muda mulai tumbuh pada kedua sayap Sempati. Hal itu terjadi karena ia memperoleh anugerah bahwa ia akan mendapatkan sayapnya kembali apabila ia menolong Rama. http://id.wikipedia.org/wiki/Sempati |
Kausalya Sempati dan Kausalya Kausalya (Sanskerta: कौशल्या, Kauśalyā), atau yang juga dieja Kosalya, adalah nama seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia dikenal sebagai istri pertama Dasarata raja Kerajaan Kosala yang melahirkan Sri Rama. Ditinjau dari namanya, Kausalya merupakan putri yang berasal dari Kerajaan Kosala. Dalam kesusastraan Hindu memang sering dijumpai adanya nama seorang putri yang merujuk kepada negeri asal-usulnya. Misalnya, Gandari dari Kerajaan Gandhara atau Pancali dari Kerajaan Pancala. Kausalya yang lainSelain Kausalya permaisuri Dasarata, dalam mitologi Hindu terdapat pula beberapa tokoh lain yang juga bernama sama. Mereka adalah:
Versi pewayanganDalam pewayangan yang berkembang di Jawa, Kausalya disebut dengan nama Sukasalya, putri dari Banaputra raja Kerajaan Ayodya. Selain itu, ia juga dikenal dengan nama Raguwati. Semasa muda Sukasalya pernah menderita sakit lumpuh. Banaputra pun mengumumkan akan menikahkan Sukasalya kepada siapa saja yang mampu mengobati penyakit putrinya itu. Ternyata yang berhasil mengobati Sukasalya justru adik Banaputra sendiri yang bernama Resi Rawatmaja. Akibatnya, terjadilah perkawinan antara paman dan keponakan. Pada suatu hari Kerajaan Ayodya diserang oleh Rahwana raja raksasa dari Kerajaan Alengka. Banaputra tewas dalam pertempuran itu. Rawatmaja juga terluka parah. Ia sempat menyuruh Sukasalya untuk berlindung kepada Dasarata sebelum akhirnya meninggal pula. Sahabat Rawatmaja yang berwujud burung bernama Sempati juga dikalahkan oleh Rahwana. Seluruh bulunya rontok terkena senjata Rahwana. Ia kemudian memberikan sehelai bulunya yang berserakan di tanah kepada Sukasalya sebagai pusaka. Dengan membawa sehelai bulu Sampati, Sukasalya mampu berlari lebih cepat untuk menghindari kejaran Rahwana. Sukasalya berlindung kepada seorang pendeta muda bernama Dasarata, yang merupakan sepupu ayahnya dari pihak ibu. Dasarata juga bersahabat dengan Jatayu adik Sampati. Semula ia menolak melindungi Sukasalya karena sudah menjadi hak bagi Rahwana untuk memiliki putri suatu negeri yang dikalahkannya. Namun kemudian terdengar petunjuk dewata bahwa Sukasalya akan menjadi istri Dasarata yang kelak akan melahirkan awatara Wisnu. Dasarata pun menciptakan Sukasalya palsu dari sekuntum bunga yang menghiasi rambut janda Rawatmaja itu. Ketika Rahwana datang, Dasarata menyerahkan Sukasalya palsu kepadanya. Rahwana sangat gembira karena Sukasalya berwajah mirip dengan Widawati, wanita yang ia cintai namun telah mati bunuh diri. Ia bahkan menyerahkan Kerajaan Ayodya yang telah ia kuasai kepada Dasarata. Ketika pulang ke Alengka, Sukasalya palsu yang dibawa Rahwana pun meninggal dunia. Rahwana marah dan naik ke kahyangan untuk menuntut para dewa agar menghidupkan kembali putri tersebut. Setelah melalui pertempuran seru akhirnya para dewa mengakui kehebatan Rahwana. Rahwana diberi tahu bahwa Widawati kelak akan lahir kembali sebagai putrinya sendiri. Sebagai pengganti Sukasalya, Rahwana mendapatkan seorang bidadari putri Batara Indra yang bernama Dewi Tari. Lihat pulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kausalya |
I wish there is a translated version for this. You may read mine here at
BalasHapushttp://socyberty.com/issues/ramayana-told-through-paintings-part-one/
I have not yet completed writing the entire series. Currently writing the 9th chapter. Would like to include the picture of Sampati (with due links/credits) in my blog.
Thanks