GARUDHEYA
GARUDHEYACandi Kidal terletak di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, sekitar 20 km sebelah timur kota Malang. Relief pertama yang menggambarkan Garudheya menyunggi 3 ekor ular besar. Garudheya adalah putra Winata, istri Resi Kasiapa. Winata mempunyai seorang saudara wanita bernama Kadru, yang juga dipersunting oleh Resi Kasiapa sebagai istrinya. Kadru mempunyai 3 anak angkat berwujud ular yang kerjanya hanya bermain-main. Karena merasa bosan mengurusi ketiga anak angkatnya yang nakal, Kadru kemudian memperdayai Winata melalui sebuah taruhan. Winata yang kalah dalam taruhan tersebut terpaksa menjadi budak Kadru dan mengambil alih tugas mengasuh ketiga anak angkatnya. Sejak itu Winata dan anaknya, Garudheya, hidup dalam kesengsaraan sebagai budak Kadru. The first relief describes a garuda carrying 3 giant snakes. Although each wife has already been presented with children, the siblings are never on good terms. Dewi Winata’s young bird grows into a garuda (a mythical gigantic eagle), later called Garudheya, while Dewi Kadru’s foster children become dragon snakes. One day, Dewi Kadru tricks her sister into betting and Dewi Winata loses both the bet and her freedom. She becomes a slave to Dewi Kadru and her children. http://candi.pnri.go.id/jawa_timur/kidal/07010064.htm |
GARUDHEYACandi Kidal terletak di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, sekitar 20 km sebelah timur kota Malang. Setelah beranjak dewasa, Garudheya mencari tahu mengenai cara melepaskan diri dari perbudakan yang dialaminya. Ketiga ekor ular anak angkat Kadru memberi tahu bahwa, untuk membebaskan dirinya dan ibunya dari perbudakan, Garudheya harus sanggup membawakan Tirta Amerta (air kehidupan) yang tersimpan di kahyangan. Setelah melampaui perjuangan berat, Garudheya berhasil mendapatkan izin dari Dewa Wisnu untuk membawa Tirta Amerta, dengan syarat ia harus bersedia menjadi kendaraan Wisnu. Garudheya menyanggupi lalu membawa Tirta Amerta turun ke bumi. As soon as he becomes a fully-fledged bird, Garudheya vows to set his mother free at any cost. Finally he finds out that his mother will regain her freedom on condition that he can fetch tirta amerta (water of life). The water can only be found in the abode of gods and goddess, guarded by Vishnu. Through tremendous toil and trouble, Garudheya can finally manage to obtain the water. Vishnu, however, grants Garudheya his permission to take the water only after Garudheya gives his word to be Vishnu’s means of transportation. http://candi.pnri.go.id/jawa_timur/kidal/07010061.htm |
GARUDHEYACandi Kidal terletak di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, sekitar 20 km sebelah timur kota Malang. Dengan menyerahkan Tirta Amerta kepada ketiga ekor ular anak angkat Kadru, Garudheya membebaskan ibunya dari perbudakan. Ia lalu menggendong ibunya untuk dibawa pulang. The third relief depicting Garudheya carrying his mother back home after he managed to obtain the water of life (tirta amerta). http://candi.pnri.go.id/jawa_timur/kidal/07010057.htm |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar